Tokoh Socioentrepreneur

Septi Peni Wulandari

(Pengembang Metode Jarimatika)

-KOPI KRIUK-

 

Apa yang sebenarya kita ketahui mengenai sociopreneur? Beberapa pengertian mengeni sociopreneur menurut beberapa tokoh adalah entrepreneur yang care atau peduli dengan social development atau pembangunan sosial dan menjadikan social asset-nya sebagai aktivitas marketing produknya, midal pemberdayaan komunitas, CSR (Coorporate social Responsibility) yang berfokus kepada nonprofit, bisnis itu adalah impactnya (Endy J. Kurniawan, owner Salma Dinar).

Sedangkan menurut Rohmat Sastro Sugito (founder sotoji) sociopreneur adalah entrepreneur yang dalam bisnisnya mengedepankan aspek social atau bidang bisnisnya di bidang social. Aulia Rachman menyebut sociopreneur sebagai entrepreneur yang punya jiwa social. Atau busa juga dikatakan bahwa socioteenpreneurs adalah wirausaha muda yang mempunyai perhatian penuh terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya dan mampu memberdayakannya untuk mengahasilkan satu perubahan social yang berujung pada kesejahteraan bersama.[1]

Di Indnesia sendiri terdapat beberpa pengusaha yang berorientasi pada socioentrepreneur, salah satu yang menjadi contoh dalam tulisan ini kami memberikan tokoh seorang wanita yang benama Septi Peni Wardani.

Septi Peni Wardani adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak seperti kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Jika kita lebih dalam mengenal mengenai sosok yang satu in, Septi merupakan pendiri jarimatika.[2]

Jarimatika sendiri merupakan singkatan dari Jari dan Matematika yakni cara berhitung matematika untuk anak-anak dengan menggunakan jari tangan yang dikembangkan oleh Septi Peni Wulandari. Metode ini dikembangkan pada tahun 2000 sampai 2003 dan kemudian mulai dipublikasi pertama kali pada tahun 2003 dalam buku Jarimatika, Penambahan dan Pengurangan. Kemudian pada tahun 2004 meluncurkan buku Jarimatika Perkalian dan Pembagian. [3]

Pada tahun 2006 didirikankah Yayasan Jarmatika, yang khusus untuk anak usia 3-2 tahun di 130 kota di seluruh Indonesia. Selain itu beliau juga mengajarkan metode tersebut kepada para ibu-ibu rumah tangga yang berada di sekitarnya.

Sebagai aktivis sosial, mbak Septi telah memperoleh berbagai penghargaan atas kemampuan leadership dan perubahan yang dilakukannya, diantaranya adalah:
1. Pemenang Danamon Award 2006 sebagai “Individu Pemberdaya Masyarakat”.
2. Ashoka Fellowship 2007 sebagai “Woman of Enterpreneur”.
3. Tokoh Pilihan Majalah Tempo 2007 sebagai “10 Tokoh yang Mengubah Indonesia”
4. Penghargaan Menpora 2007 sebagai “20 Pemuda yang Mengukir Prestasi”.
5. Nominator International Enterpreuner of the year dari Ernst and Young tahun 2007
6. Ikon 2008 Majalah Gatra untuk bidang ilmu pengetahuan dan Teknologi
7. Kartini Award versi majalah Kartini, 2009.

 

Saat ini, mbak Septi mengembangkan beberapa inisiatif pendidikan dan kegiatan sosial, antara lain:
1. Jarimatika,metode pembelajaran matematika.
2. Abaca-baca, metode belajar membaca.
3. Jari Quran, metode belajar Al Quran.
4. Padepokan Lebah Putih, sekolah formal ramah anak.
5. Komunitas Belajar Cantrik, komunitas para orangtua homeschooling.
6. Ibu Profesional, gerakan pelatihan dan pemberdayaan para ibu.2

 

Jadi, dilihat dari apa yang dilakukan oleh mbak Septi disini menurut kami telah menunjukkan bahwa dirinya adalah Socipreneur yang mana dia mengembangkan suatu bisnis, tak hanya bagi keuntungan dan keberhasilan serta keberlangsungan usahanya bagi diriya endiri juga bergerak untuk ikut melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang berada di sekitarnya agar ikutan bergerak dalam usahanya dan mengembangkannya. Selain itu beliau juga mendirikan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial lainnya.

 

 

Erlangga. 2015. “APA dan SIAPA sih, SOCIOPRENEUR ITU?, Buku Socioteenpreneur” diunggah padaSelasa, 15 September 2015 13:32 .http://www.erlangga.co.id/umum/8453-apa-dan-siapa-sih-sociopreneur-itu.html

 

Rumah Inspirasi. 2012  “Mengenal Septi Peni Wulandani, diunggah  25 Februari : http://rumahinspirasi.com/mengenal-septi-peni-wulandani/

https://id.wikipedia.org/wiki/Jarimatika

[1] APA dan SIAPA sih, SOCIOPRENEUR ITU?, Buku Socioteenpreneur

 

[2] Mengenal Septi Peni Wulandani

 

[3] Wikipedia

Eksekusi Bisnis

Kegiatan Workshop PMW ke 3

Sabtu, 30 April 2017

GSP Lantai 1 ruang C, Universitas Gadjah Mada

Kelompok pengusul “Kopi Kriuk”

-Laila Quma, Andi Soraya, Khoiriyah-

 

Eksekusi dan Realisasi Business Plan

  1. Kompiang Wirawan, ST., MT., PhD.

-Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi-

 

Dalam menjalankan sebuah usaha tentunya akan berorientasi pada business plan yang dibuatnya pada awal ketika akan membuat suatu usaha. Bagaimanakah kesulitan orang dalam membuat Business Plan lalu bagaimana dengan realisasi dan eksekusinya? Beberapa diantara orang yang pernah melakukan usaha kesulitan kesulitannya malah lebih berada pada eksekusinya. Memang, jika Business Plan hanya baru menuangkan apa yang ada di pikiran dengan menghubungkannya dengan lingkungan sekitar maka eksekusi akan lebih berat karena menjalankan apa yang telah dituangkan tadi.

Pengertian dari eksekusi bisnis salah satunya disampaikan oleh Wayne H. Wagner, and Mark Edwards  The most popular definition of best execution is “the best price available in any market at the time of trade.”(1993).

Kunsi untuk bisa menjalankan suatu bisnis dengan baik adalah sumber daya manusia, strategi yang digunakan, dan operasi. Sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu usaha sangat besar pengaruhnya dalam keberlangsungan usaha tersebut. Mereka yang terlibat kinerjanya sangat diperthitungkan dalam memilih dan menentukan kebijakan ayang akan digunakan. Kemudian strategi juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang terlibat dalam usaha tersebut. Bagaimana stategi yang digunakan akan diperhitungkan oleh para manusia yang terlibat didalam kepengurusan usaha tersebut.

Dalam pelaksanaan strategi suatu usaha dalam https://www.entrepreneur.com/article/237005 disebutkan ada empat langkah sederhana  yang perlu dimiliki yakni evaluasi strategi, jaga irama pertemuan, kumpulkan dan analisis data, serta tetapkan prioritas yang jelas. Prioritas disini membantu untuk menuntun agar usaha tidak keluar dari jalur yang telah direncanakan. Pengumpulan dan analisis data berguna jika akan mengambil suatu keputusan dan juga berguna ketika dilakukan evaluasi.

Sedangkan menurut Ulrich, H.beberapa hal yang diperlukan seorang pengusaha ketika akan melakukan eksekusi usaha ialah

The following five stages:

  1. the fixing of the aim;
  2. preparation for the decision;
  3. the decision;
  4. measures to achieve the end in view;
  5. control and evaluation of the result.” (1961)

 

Dan juga ada beberapa tantangan yang disampaikan oleh pembicara yakni bapak Kompiang dalam presentasinya bahwa tentunya dalam eksekusi suatu usaha ada tantangan yang berupa tantangan untuk berani berubah, berani memutuskan, berani mencoba, serta berani dan mampu untuk menentukan pilihan.

Dalam sesi pembicaraan yang kedua, yang menghadirkan seorang tokoh pemilik resto Solaria yakni Aliuyanto, S.E. yang mana beliau menyampaikan sedikit mengenai usahanya dan banyak membagi saran dan masukan bagi para peserta workshop PMW. Yang paling mengena menurut saya adalah jika kita akan melakukan suatu usaha maka akan lebih baik jika itu sesuai dengan bidang yang kita geluti, jika tidak maka tidaklah berharap jika usahanya dapat bertahan. Dan pernyataan beliau ini mendapat tanggapan positif dari Bapak Kompiang yang mendampingi sesi workshop yang kedua.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Ulrich, H. “Policy-Formation and Policy-Execution in the Business Undertaking.” Management International 1, no. 3 (1961): 133-41. http://www.jstor.org/stable/40225210.

Wayne H. Wagner, and Mark Edwards. “Best Execution.” Financial Analysts Journal 49, no. 1 (1993): 65-71. http://www.jstor.org/stable/4479614.

 

How To Make Business Plan oleh Faiz Zamzami

Kegiatan Workshop PMW ke 2

Sabtu, 29 April 2017

GSP Lantai 1 ruang C, Universitas Gadjah Mada

Kelompok pengusul “Kopi Kriuk”

-Laila Quma, Andi Soraya, Khoiriyah-

 

How To Make Business Plan

Faiz Zamzami, SE., M.Acc., Q IA.

“Business Plan adalah rencana tertulis dari pendirian usaha/ bisnis tergambarkan secara sistematis, menyeluruh terhadap semua aspek kebutuhan dalam menjalankannya serta arah masa depan perusahaan kita.”

Kalimat diatas merupakan sebuah pengertian mengenai Business Plan dalam presentasi yang dibawakan oleh bapak Faiz Zamzami yang menjadi pembicara dalam kegiatan workshop PMW ke 2. Pada awal ketika akan membuat suatu usaha tentunya dalam otak sudah ada rencana yang tidak hanya satu bahkan bisa lebih dari itu. Akan tetapi ide bisnis tersebut jika tidak dituangkan dalam media yang bisa disebut sebagai Business Plan maka bisa saja menguap sewaktu-waktu dan menghilang entah kemana. Business Plan sendiri dibuat supaya bisnis yang akan kita jalankan menjadi lebih terarah dan dari sini bisa kita ketahui langkah-langkah yang telah yang akan kita ambil dan apa saja kekurangannya.

Seperti apa yang dikutip oleh pembicara dalam presentasinya dari Griffin (2002) yang menyatakan bahwa bisnis adalah “An organization that provides goods and services to earn profits.” Dan juga pengertian dari “Activity and enterprise that provides goods and services that a society needs” (Bovee et.al : 2004)

Bahkan manurut Max Coulthard, Andrea Howell, and Geoff.Clarke mengenai Business Plan yakni

“Business Plan is a detailed study of the organization’s activities, which highlights where the organization has been, where it is owe and where it might get in the future, and incorporates an action program to achieve these result.” (M. Coulthard, A. Howell, G. Clarke, 1999:3)

Berdasarkan materi yang disampaikan dalam presentasinya, bisa dikatakan bahwa rencana bisnis bisa cepat usang atau kadaluarsa jika tidak segera dieksekusi. Contoh saja, apabila kita menemukan suatu ide bisnis akan tetapi kita kalahcepat dengan mereka yang juga memproduksi baranga yang mirip dengan ide yang kita miliki sehingga produksi mereka juah lebih cepat beredar di pasaran dan membuat konsumen menjadi jenuh dengan produk miik kita. Karena sudah sangat banyak dan mudah ditemukan dipasaran dengan berbagai macam harga dan kualitas yang bisa dibandingkan. Maka dari itu, ketika mempunyai suatu ide bisnis segeralah untuk melakukan eksekusi, akan tetapi untuk melakukan eksekusi juga tidak sembarangan. Diperlukan keberanian yang tinggi, komitmen, dan perjuangan yang senantiasa dibutuhkan untuk mempertahankan produk si pasaran dan juga mempertahankan usaha. Mempertahankan disini bukan saja saat mengalami pasang surut, namun juga ketika bersaing dengan kompetitor, kita harus mengerahkan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam menginovasi produk.

Tujuan dari dibuatnya Business Plan seperti berikut juga bisa, The purpose of a business plan is to elicit funds from outside sources for either the development of a new business or the expansion of an existing business.” ( DeBoer, Dale R. ,1998:62)

Maka dari itu, peran dari adanya atau dibuatnya Business Plan juga berarti disini. Beberapa manfaat diantaranya adalah

  1. Sebagai panduan untuk menjalankan bisnis

Sebagai panduan bisa diartikan mengrahkan kita ‘step-by-step’ apa yang akan dan apa yag harus kita kerjakan dalam usaha kita.

  1. Membantu menghadapi kompetitor
  2. Memberikan fokus pada tujuan

Disini Business Plan membantu kita untuk menuju pada jalur awal apabila ditengah jalan kita mengalami seditik salah jalan dalam menjalakan suatu usaha.

  1. Mendapatkan modal dari investor

Seorang investor yang akan melakukan suatu investasi terhadap suatu usaha akan mempertimbangkan keputusannya dengan melihat Business Plan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

 

Beberapa konsep yang harus ada dalam membuat suatu Business Plan adalah

  1. Konsep bisnis/ usaha
  • Latar belakang +fakta/kasus/data yang bersifat logis
  • Permasalahan
  • Solusi
  1. Konsep pemasaran
  • Marketing mix : produk, price, promotion, place, profit.
  1. Konsep operasional
  2. Konsep keuangan

 

 

Setelah itu dalam penulisan Business Plan ada struktur yang menjadi patokan yakni

  1. Executive summary
  2. Pendahuluan
  • Latar belakang
  • Identifikasi masalah
  • Tujuan
  • Solusi
  1. Produk, pemasaran, konsumen
  • Konsumen: konsumen potensial, populasi di lingkungan penjualan, profil konsumen yang akan menjadi sasaran
  1. Competitive landscape
  • Ancaman pendatang baru
  • Kekuatan pemasok
  • Kekuatan pembeli
  • Ancaman produk pengganti
  • Competitive rivalry
  1. Manajemen
  • Tim manajemen
  • Kelembagaan (visi dan misi)
  • Struktur organisasi dan jobdesk
  • Bisnis dan keuangan
  • Timeline
  • Pertimbangan lain-lain
  • Lampiran

 

Dari pembicara yang kedua yakni Hanum Salsabiela Rais yang merupakan seorang penulis buku, produser dan juga ibu rumah tangga, yang dapat saya ambil pelajarannya dari beberapa ulasan yang beliau sampaikan adalah “Bagaimanapuan latar belakang kita, asal kita mau berkomitmen dalam menjalankan suatu usaha atau pekerjaan maka hal itu mungkin-mungkin saja.”

 

Daftar Pustaka

  • DeBoer, Dale R. “The Business-Plan Approach to Introductory Microeconomics.”The Journal of Economic Education 29, no. 1 (1998): 54-64. doi:10.2307/1182968.

 

 

 

 

Jiwa wirausaha dan Efektivitas Komunikasi

(Kopi Kriuk)

WORKSHOP I Program Mahasiswa Wirausaha

Minggu, 9 April 2017

Auditorium Fakultas MIPA, Universitas Gadjah mada

Pemateri : Bapak Amin (Dosen Akuntansi FEB UGM)

  1. Menurut Robert T. Kiyosaki, cara atau jalan seseorang mendapatkan nafkah/uang ada 4 cara:

  • Employee adalah pekerja atau karyawan yang penghasilannya stabil akan tetapi dalam pekerjaannya mereka bekerja dibawah tekanan karena mereka bekerja untuk orang lain.

  • Buiness Owner adalah enterpreneur yang memiliki bisnis yang penghasilannya tidak menentu atau fluktuatif yang berani mengambil berbagai macam resiko.

  • Self Employed adalah pekerjaan yang penghasilannya bergantung dari kinerja mereka sendiri seperti contohnya dokter.

  • Investor adalah orang yang menanamkan modal dimana penghasilannya bergantung dari uang yang ia tanam.

  1. Ada 2 tipe orang dalam mendapatkan penghasilan/ uang :

  • Riskever yaitu orang yang lebih baik menolak resiko yang biasanya berpenghasilan tetap.

  • Risktaker yaitu orang yang berani untuk mengambil berbagai macam resiko yang penghasilannya fulktuatif.

  1. Wirausaha :

  • Menumbuhkan usaha dengan keberanian

  • Dunia penuh ketidakpastian dan bersahabatlah dengan ketidakpastian itu lebih baik.

  • Usaha riil dan usaha sekulatif

  1. Jiwa Wirausaha

  • Dreams : menggunakan visualisasi dengan memunculkan gambaran yang ingin diperoleh ke alam bawah sadar.

  • Decisiveness

  • Doers

  • Determination

  • Dedication : men dedikasikan seluruhnya kepada usaha yang ingin dijalankan/tidak setengah-setengah.

5.Memilih pola pikir :

Banyak orang yang menganggap berpikir positif adalah cara berpikir yang baik padahal dari berpikir positif tersebut ada cara berpikir yang lebih baik lagi yaitu berpikir benar. Dengan berpikir benar kita dapat mengevaluasi apa-apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang ketika kita berbisnis kita sudah membuat prosuk yang kita inginkan dan mungkin sesuai bila dijual. Tetapi kenyataan dilapangan berkata yang lain, produk kita tidak laku di masyarakat. Nah disini kita dituntut untuk berpikir benar. Bagaimana produk kita ini bisa sesuai dengan apa yang di inginkan oleh konsumen. Karena terkadang manusia lebih tertarik dengan apa yang diinginkan bukan dibutuhkan.

  1. Kesimpulan :

Naikanlah peringkat kita, layakkanlah kita di mata Tuhan yang menitipkan rezeki kepada kita agar lebih banyak rezeki lagi yang diberikan Tuhan kepada kita.

Efektivitas Komunikasi

Pemateri : Fitri Damayanti Berutu, S.E.,S.S.,M.Sc

Dalam kesempatan kemarin, mbak Fitri atau yang biasa disapa mbak Jeyco menerangkan tentang efektivitas komunikasi. Dimana aspek ini akan sangat berpengaruh juga terhadap seorang “intrepreneur”, tidak hanya kegiatan menjual dan membeli tetapi juga disitu terdapat interaksi antara penjual dan pembeli. Tentu saja dalam interaksi terdapat komunikasi antara dua orang atau lebih. Disini bagaimana kita menjalankan bisnis dengan sebaik mungkin dengan berkomunikasi dengan pembeli, bagaimana produk kita tidak hanya laku sekali bahkan harus berkali-kali. Dengan begitu kita pun sebagai intrepreuneur, harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada pembeli. Tidak hanya mengenai pembeli sebagai konsumen tetapi pembeli juga media untuk promosi, dengan tentu saja mendapat kepercayaan dan hati pembeli, lalu mereka bisa saja menyebarkan informasi tentang produk kita. Mbak Jeyco menjelaskan tentang macam-macam komunikasi, bagaimana dari komunikasi dapat membangun atau bahkan menghancurkan usaha kita. Ada 4 macam jenis komunikasi yaitu:

  1. Verbal communication

  2. Non-verbal communication

  3. Visual communication

  4. Writing communication

Keempat jenis komunikasi ini sangat dibutuhkan oleh seorang intrepreneur. Verbal Communication, disini bagaimana komunikasi langsung seperti percakapan dilakukan. Non-verbal Communicatin, dimana komunikasi yang dilakukan dengan gestur tubuh, contohnya saja dengan terseyum kepada konsumen dapat mendukung komunikasi kita terhadap konsumen. Visual Communication, disini bagaimana kita merepresentasikan usaha atau produk kita dalam bentuk visual. Writing Communication, disini lebih kepada kerja sama antara pengusaha dengan investor atau perjanjian dan perizinan dalam bidang bisnis atau tempat bisnis kita nantinya.

Walaupun kita dapat menguasai keempat hal tadi, tapi tetap saja ada kendala yang dapat kita hadapi, yaitu kegagalan dalam komunikasi. Dimana tidak tercapainya komunikasi yang kita inginkan. Terdapat 10 hal yang dapat menghambat komunikasi yaitu:

  1. Physical Barries

  2. Attitudes

  3. Language

  4. Physicological Barries

  5. Problem with Structur Design

  6. Cultural Noise

  7. Lack of Common Experience

  8. Ambiguity

  9. Information Overload

  10. Jumping to Conclusions

Disini banyak yang dapat menggagalkan komunikasi. Tetapi disini kami ingin mengangkat beberapa saja untuk dijelaskan. Bagi kami setelah produk sudah sesuai, produksi juga lancar, tinggal bagaimana pengusaha menjual produknya. Tetapi terkadang kita tidak memperhatikan sikap atau sopan santun kita terhadap pembeli. Bukan masalah yang sepele, sikap kita dapat mempengaruhi keinginan pembeli atau bahkan kita akan bermasalah dengan pembeli jika kita tidak mempunyai sikap yang baik atau menghargai pembeli. Bahasa juga menjadi masalah yang serius, bagaimana komunikasi tidak hanya satu arah saja melainkan dua arah antara pembeli dan penjual. Ketika kita berbincang atau berkomunikasi tetapi bahasa kita tidak sesuai dengan mereka, bisa saja terdapat salah pemahaman antara pembeli dan penjual. Disini akan terjadi masalah komunikasi atau kegagalan komunikasi. Cultural noise, disini budaya sangat penting untuk diperhatikan, masyarakat didunia ini memiliki budaya yang berbeda-beda, dimana dalam suatu masyarakat terdapat apa yang benar dan apa yang salah. Ketika pembeli dan penjual memiliki budaya yang berbeda, maka akan terjadi juga kesalahpahaman dimana yang dikatakan benar bagi pembeli belum tentu benar bagi penjual ataupun sebaliknya. Yang terakhir yang ingin kami bahas yakni, Problem with Structure Design, bagi kami sebuah produk yang dihasilkan dapat bermanfaat dan dapat berguna bagi pembeli atau konsumen. Ini juga ada kaitannya dengan budaya, ketika sebuah produk yang telah di design sedemikian rupa, tetapi tidak memperhatikan kebudayaan masyarakat setempat (apa yang dianggap benar dan salah). Ketika design tersebut tidak cocok dengan kebudayaan maka kita bisa pastikan akan terjadi masalah dengan komunikasi. Contohnya saja lambang dari palang merah yang berbentuk simbol tambah (+) dengan warna merah. Tetapi negara bagian timur ada yang tidak menyetujui atau bahkan mengklaim bahwa lambang tersebut merupakan lambang salib yang digunaan oleh agama kristen. Lambang tersebut tidak sesuai karena dianggap salah (melambangan agama lain).

Upacara Ya Qawiyyu

Saparan di Jatinom
“Ya Qawiyyu”

18 November 2016
Antropologi UGM 2016 goes to Jatinom, begitu kami menyebut kuliah lapangan Dasar-dasar Ilmu Budaya yang diampu oleh Prof. Irwan Abdullah. Kenapa mesti ke Jatinom? Karena pada saat itu bertepatan dengan acara puncak “Ya Qawiyyu”, yang berupa penyebaran apem kepada para pengunjung atau siapapun yang ada di sana yang menginginkan apem tersebut. Namun sebelum saya jabarkan apa saja yang saya dapatkan selama di Jatinom berikut adalah pengantar mengenai upacara Ya Qawiyyu yang disampaikan pula oleh prof. .
Dahulu sebelum sistem kerajaan masuk ke nusantara, wilaya-wilayah yang ada di Pulau Jawa dikuasai oleh seorang Ki Ageng yang biasanya menguasai suatu wilayah tertentu. Akan tetapi setelah sistem kerajaan mulai menguasai Pulau Jawa, ada beberapa kerajaan yang menginginkan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh para Ki Ageng tunduk kepada kerajaan tersebut. Apabila mereka tidak mau tunduk, mereka akan dihabisi. Contohnya adalah Ki Ageng Bangir yang ketika itu tidak mau untuk tunduk ke pemerintahan kerajaan. Ketika beliau masuk ke gerbang kerajaan, Ki Ageng Bangir dijatuhi batu yang berukuran besar hingga beliau tewas ditempat.
Di wilayah Jatinom dan sekitarnya dikuasai oleh Ki Ageng Gribig. Setiap hari Jumat, Ki Ageng Gribig tidak pernah ikut shalat jumat di pondoknya, dan ketika ditanya oleh santrinya beliau menjawab bahwa dirinya melaksanakan shalat jumat di Mekah. Dan itu bisa dibuktikan dengan oleh-oleh yang ia bawa berupa roti atau kue yang kini oleh masyarakat disebut sebagai kue apem. Dan jika beliau pulang dari melaksanakan ibadah sholat jumat di Makah maka santri-santrinya akan menunggu dan berebut kue apem yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig. Karena semakin banyaknya santri yang menginginkan kue tersebut maka beliau menyuruh istri dan anak perempuannya untuk membuat kue dengan jenis yang sama untuk dibagikan kepada santri-santrinya.

Apem

Pada mulanya, kue ini bermakna sebagai tanda maaf, jadi para santri Ki Ageng Gribig akan meminta maaf kepada beliau ketika beliau pulang dari Mekah, dan akan dibalas serta diberikan maaf yang dilambangkan dengan kue apem. Kata maaf dalam bahasa Arab adalah afwan. Kebiasaan masyarakat Jawa yang saat itu susah untuk meniru dan mengatakan afwan, jadi lama-kelamaan masyarakat mengatakan itu dengan kata apem. Kegiatan pembagian apem atau upacara Ya Qawiyyu kini telah di uri-uri oleh masyarakat Jatinom, untuk itu upacara ini selalu dilaksanakan pada hari Jumat selepas ibadah sholat jumat selesai dilaksanakan, pada bulan Safar, yaitu pada tanggal 15 berdasarkan kalender Hijriah.
Pada upacara Ya Qawiyyu akan terdapat ribuan pengunjung dari beberapa tempat di Indonesia, karena upacara ini telah menjadi salah satu objek wisata daerah Jatinom. “ Wah… mbak biasanya rame ini kalau seperti ini. Tiap tahun ya rame, coba aja nanti jam setengah sebelas pasti lapangan ini sudah kan penuh oleh orang.” Begitu ujar seorang ibu penjual es teh yang saya temui di bawah salah satu menara di lapangan tempat pembagian apem di Jatinom.
Upacara ini telah membuka peluang usaha dan mendatangkan keuntungan bagi warga yang bisa berjualan asongan di sekitar area tersebut seperti berjualan minuman dan makanan ringan, balon, ice cream, karena banyaknya pengunjung yang memadati area tersebut, bahkan juga SPG(Sales Promotion Girl) yang menawarkan produknya.
Apem apem yang dibagikan ini diperoleh dari pasokan masyarakat Jatinom sendiri dan masyarakat luar yang ingin ikut menyumbang. Jika masyarakat luar atau pengunjung menyumbang maka akan dibagaikan sebagian kecil. Misalnya seorang pengunjung menyumbangkan 30 apem maka dari ketigapuluh apem tersebut akan dikembalikan 2 atau 3 buah apem sebagai tanda terima kasih. Begitulah keterangan yang diberikan oleh salah seorang warga Jatinom.
Dan benar saja, perlahan orang mulai mendatangi lapangan padahal upacara pembagiannya masih selepas sholat jumat. Jika kita benar benar mendatangi lapangan tersebut selepas sholat jumat maka kita tidak akan bisa jalan karena penuhnya manusia yang ingin ke lapangan. Seperti yang saya alami, jalanan macet karena banyaknya manusia. Jika melihat banyaknya pengunjung yang ke Jatinom, ada beragam mulai dari balita yang bersama dengan ibu dan neneknya, anak-anak SD, remaja, rombongan ibu-ibu pengajian, rombongan peziarah,
Akan tetapi sebelum ke tempat pembagian apem mereka akan melakukan ziarah ke makam Ki Ageng Gribig terlebih dahulu, setelah itu mereka pergi ke sendang, dan kemudian ke gua. Hampir semua melakukannya. Dari rombongan ibu-ibu pengajian, rombongan anak SD, pasangan yang sedang jalan-jalan, bahkan pengunjung yang berpakaian seperti anggota punk.
Pengunjung rela berdesakan untuk turun ke lapangan, bahkan jika tidak bisa turun atau memang tidak ingin ikut berebut apem maka mereka akan berada di pinggiran, atau lebih tepatnya berada di lereng yang curam. Itupun jika memang sudah telat akan sulit untuk bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di lapangan sana.

Mereka juga berdesakan di lereng di bawah rumpun bambu yang lumayan lebat dan curam. Seorang ibu mengatakan bahwa dirinya penasaran dengan ramenya upacara ini, makanya beliau rela berdiri di lereng dibawah pohon bamboo bersama ratusan orang yang juga penasaran dengan upacara ini. Namun ada juga diantara mereka yang sudah tidak lagi penasaran namun mereka hanya ingin menonton keseruan upacara Ya Qawiyyu ini. Kebanyakan mereka adalah warga sekitar atau warga daerah Jatinom itu sendiri.
Kondisi yang berada di lapangan bawah tidak jauh berbeda. Orang berdesakan untuk mencari tempat yang strategis agar bisa menangkap apem yang dibagikan lewat menara. Kebanyakan mereka adalah kaum laki-laki yang masih muda yang berada ditengah. Sedangkan ibu-ibu yang sudah berumur setengah baya berada di pinggir atau malah berada di bawah menara persis. Namun ada juga ibu-ibu yang ketengah-tengah lapangan berebut apem dengan anak-anak muda.
Terlihat beragam cara mereka lakukan untuk bisa mendapatkan apem, ada ynag menggelar sarungnya lalu dibentangkan bersama temannya, ada yang menggunakan payung yang dimekarkan lalau dibalik, ada yang menggunakan topinya, ada yang menggunakan baju kemudian dibentangkan sehingga melebar, dan yang tak kalah seru ada seorang bapak yang menggunakan jarring atau seser atau bisa juga disebut serok yang biasanya digunakan untuk menyerok ikan di kolam dengan gagang yang panjang sehingga dia bisa menjangkau apem yang masih tinggi.
Begitu antusiasme pengunjung untuk mendapatkan apem, ketika saya tanyakan alasannya kepada salah seorang pengunjung jawabnya adalah “Ya kalau orang tua seperti saya masih menganggapnya sebagai mendapatkan berkah jika dia bisa mendapatan apem tersebut. Namun entah bagi kaum muda disana. Apakah benar-benar ingin mendapatkan berkah atau hanya untuk ikut berseng-senang.”
Namun menjelang berakhirnya pembagian apem ada beberapa orang yang usil melemparan sandal ke seberang dan terjadilah lempare-lemaran sandal. Meski hanya 2 buah sandal, namun itu cukup mengalihkan perhatian.
Salah dua diantaranya saya temui di lereng yang kebetulan beliau berada di samping saya. Ketika saya tanya kenapa tidak ikut turun, bapak disebelah kiri saya menjawab “ Wahh.. mbak saya ini sudah tua pasti ya akan kalah dengan mereka yang muda-muda. Kalupun besan saya pengen makan apem ya mending saya belikan saja mbak. Kalau dapat dari rebutan kan nggak mesti masih enak dimakan apalagi sudah dibuat rebutan kan? Kalau keluarga sendiri sih mereka sedah kenyang makan dirumah.”.
Bapak yang berada di sebelah kanan saya menimpali “Kalau seperti ini biasanya anak-anak di perantauan akan pulang.” Ketika saya tanya “Lho memangnya anak bapak tidak pulang?”. Bapak itu menjawab “Tidak.” Zaman sekarang sudah sibuk kerja tiap hari mbak.” Dan bapak yang berada di sebelah kiri saya juga ikut menjawab “Sekarang itu upacara seperti ini sudah kalah pentingnya dibandingkan dengan pekerjaan. Ya kan? Coba saja jika mau minta libur saja sudah sulit, apalagi cucu saya itu juga sudah sekolah disana. Tapi kalau bagi saya ya tidak apa-apa asal mereka semua sehat dan tidak melupakan landasan hidupnya. Zaman sekarang pergaulan sudah menakutkan mbak, iya to? Lihat saja kan banyak yang pergi kuliah tapi ternyata di kos Cuma main dan kuliah mbolos. Saya takut mbak. Tapi anak saya sejak kecil sudah saya landasi dengan ngaji dan sholat jadi ya saya yakin-yakin saja. Toh sampai sekarang juga mereka mbener.” Kira kira seperti itu yang bapak itu katakan.
Kurang lebih seperti itu yang saya dapatkan ketika saya mendatangi upacara Ya Qawiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

keseruan