(Kopi Kriuk)
WORKSHOP I Program Mahasiswa Wirausaha
Minggu, 9 April 2017
Auditorium Fakultas MIPA, Universitas Gadjah mada
Pemateri : Bapak Amin (Dosen Akuntansi FEB UGM)
-
Menurut Robert T. Kiyosaki, cara atau jalan seseorang mendapatkan nafkah/uang ada 4 cara:
-
Employee adalah pekerja atau karyawan yang penghasilannya stabil akan tetapi dalam pekerjaannya mereka bekerja dibawah tekanan karena mereka bekerja untuk orang lain.
-
Buiness Owner adalah enterpreneur yang memiliki bisnis yang penghasilannya tidak menentu atau fluktuatif yang berani mengambil berbagai macam resiko.
-
Self Employed adalah pekerjaan yang penghasilannya bergantung dari kinerja mereka sendiri seperti contohnya dokter.
-
Investor adalah orang yang menanamkan modal dimana penghasilannya bergantung dari uang yang ia tanam.
-
Ada 2 tipe orang dalam mendapatkan penghasilan/ uang :
-
Riskever yaitu orang yang lebih baik menolak resiko yang biasanya berpenghasilan tetap.
-
Risktaker yaitu orang yang berani untuk mengambil berbagai macam resiko yang penghasilannya fulktuatif.
-
Wirausaha :
-
Menumbuhkan usaha dengan keberanian
-
Dunia penuh ketidakpastian dan bersahabatlah dengan ketidakpastian itu lebih baik.
-
Usaha riil dan usaha sekulatif
-
Jiwa Wirausaha
-
Dreams : menggunakan visualisasi dengan memunculkan gambaran yang ingin diperoleh ke alam bawah sadar.
-
Decisiveness
-
Doers
-
Determination
-
Dedication : men dedikasikan seluruhnya kepada usaha yang ingin dijalankan/tidak setengah-setengah.
5.Memilih pola pikir :
Banyak orang yang menganggap berpikir positif adalah cara berpikir yang baik padahal dari berpikir positif tersebut ada cara berpikir yang lebih baik lagi yaitu berpikir benar. Dengan berpikir benar kita dapat mengevaluasi apa-apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang ketika kita berbisnis kita sudah membuat prosuk yang kita inginkan dan mungkin sesuai bila dijual. Tetapi kenyataan dilapangan berkata yang lain, produk kita tidak laku di masyarakat. Nah disini kita dituntut untuk berpikir benar. Bagaimana produk kita ini bisa sesuai dengan apa yang di inginkan oleh konsumen. Karena terkadang manusia lebih tertarik dengan apa yang diinginkan bukan dibutuhkan.
-
Kesimpulan :
Naikanlah peringkat kita, layakkanlah kita di mata Tuhan yang menitipkan rezeki kepada kita agar lebih banyak rezeki lagi yang diberikan Tuhan kepada kita.
Pemateri : Fitri Damayanti Berutu, S.E.,S.S.,M.Sc
Dalam kesempatan kemarin, mbak Fitri atau yang biasa disapa mbak Jeyco menerangkan tentang efektivitas komunikasi. Dimana aspek ini akan sangat berpengaruh juga terhadap seorang “intrepreneur”, tidak hanya kegiatan menjual dan membeli tetapi juga disitu terdapat interaksi antara penjual dan pembeli. Tentu saja dalam interaksi terdapat komunikasi antara dua orang atau lebih. Disini bagaimana kita menjalankan bisnis dengan sebaik mungkin dengan berkomunikasi dengan pembeli, bagaimana produk kita tidak hanya laku sekali bahkan harus berkali-kali. Dengan begitu kita pun sebagai intrepreuneur, harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada pembeli. Tidak hanya mengenai pembeli sebagai konsumen tetapi pembeli juga media untuk promosi, dengan tentu saja mendapat kepercayaan dan hati pembeli, lalu mereka bisa saja menyebarkan informasi tentang produk kita. Mbak Jeyco menjelaskan tentang macam-macam komunikasi, bagaimana dari komunikasi dapat membangun atau bahkan menghancurkan usaha kita. Ada 4 macam jenis komunikasi yaitu:
-
Verbal communication
-
Non-verbal communication
-
Visual communication
-
Writing communication
Keempat jenis komunikasi ini sangat dibutuhkan oleh seorang intrepreneur. Verbal Communication, disini bagaimana komunikasi langsung seperti percakapan dilakukan. Non-verbal Communicatin, dimana komunikasi yang dilakukan dengan gestur tubuh, contohnya saja dengan terseyum kepada konsumen dapat mendukung komunikasi kita terhadap konsumen. Visual Communication, disini bagaimana kita merepresentasikan usaha atau produk kita dalam bentuk visual. Writing Communication, disini lebih kepada kerja sama antara pengusaha dengan investor atau perjanjian dan perizinan dalam bidang bisnis atau tempat bisnis kita nantinya.
Walaupun kita dapat menguasai keempat hal tadi, tapi tetap saja ada kendala yang dapat kita hadapi, yaitu kegagalan dalam komunikasi. Dimana tidak tercapainya komunikasi yang kita inginkan. Terdapat 10 hal yang dapat menghambat komunikasi yaitu:
-
Physical Barries
-
Attitudes
-
Language
-
Physicological Barries
-
Problem with Structur Design
-
Cultural Noise
-
Lack of Common Experience
-
Ambiguity
-
Information Overload
-
Jumping to Conclusions
Disini banyak yang dapat menggagalkan komunikasi. Tetapi disini kami ingin mengangkat beberapa saja untuk dijelaskan. Bagi kami setelah produk sudah sesuai, produksi juga lancar, tinggal bagaimana pengusaha menjual produknya. Tetapi terkadang kita tidak memperhatikan sikap atau sopan santun kita terhadap pembeli. Bukan masalah yang sepele, sikap kita dapat mempengaruhi keinginan pembeli atau bahkan kita akan bermasalah dengan pembeli jika kita tidak mempunyai sikap yang baik atau menghargai pembeli. Bahasa juga menjadi masalah yang serius, bagaimana komunikasi tidak hanya satu arah saja melainkan dua arah antara pembeli dan penjual. Ketika kita berbincang atau berkomunikasi tetapi bahasa kita tidak sesuai dengan mereka, bisa saja terdapat salah pemahaman antara pembeli dan penjual. Disini akan terjadi masalah komunikasi atau kegagalan komunikasi. Cultural noise, disini budaya sangat penting untuk diperhatikan, masyarakat didunia ini memiliki budaya yang berbeda-beda, dimana dalam suatu masyarakat terdapat apa yang benar dan apa yang salah. Ketika pembeli dan penjual memiliki budaya yang berbeda, maka akan terjadi juga kesalahpahaman dimana yang dikatakan benar bagi pembeli belum tentu benar bagi penjual ataupun sebaliknya. Yang terakhir yang ingin kami bahas yakni, Problem with Structure Design, bagi kami sebuah produk yang dihasilkan dapat bermanfaat dan dapat berguna bagi pembeli atau konsumen. Ini juga ada kaitannya dengan budaya, ketika sebuah produk yang telah di design sedemikian rupa, tetapi tidak memperhatikan kebudayaan masyarakat setempat (apa yang dianggap benar dan salah). Ketika design tersebut tidak cocok dengan kebudayaan maka kita bisa pastikan akan terjadi masalah dengan komunikasi. Contohnya saja lambang dari palang merah yang berbentuk simbol tambah (+) dengan warna merah. Tetapi negara bagian timur ada yang tidak menyetujui atau bahkan mengklaim bahwa lambang tersebut merupakan lambang salib yang digunaan oleh agama kristen. Lambang tersebut tidak sesuai karena dianggap salah (melambangan agama lain).